Agen Bola Terpercaya - Menikmati Kemolekan Tubuh Adik Sepupu Istriku
Agen Bola Terpercaya - Menikmati Kemolekan Tubuh Adik Sepupu Istriku - Pertama kali mengenal adik sepupu istriku aku sangat kagum dengan
budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat dia sudah
duduk di bangku akhir SMP dan usianya menginjak 15 tahun. namanya
Lilis, cantik sekali namanya secantik orangnya. Waktu itu aku sudah
bertunangan dengan kakak sepupunya yang sekarang telah menjadi istri
tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.
Agen Bola Terpercaya - Tiga tahun
kemudian adik sepupu istriku Lilis datang ke rumahku dan memintaku untuk
membantu mencarikan PTS di kotaku. Aku dan istriku jadi repot dibuatnya
karena harus mengantarkan dia untuk daftar, test dan cari kost. Selama
aku membantunya mencarikan PTS di kotaku, dia sering mencuri pandang ke
arahku dengan pandangan yang nakal, kemudian terseyum sambil memandang
kejauhan. Hampir tanpa ekspresi, aku pun terdiam sampai dia berlalu. Aku
kemudian berandai-andai, jika waktu berpihak kepadaku, jika
keberuntungan mendukung, jika kesempatan mau sedikit saja berbaik hati.
Pada
suatu hari dia datang ke rumahku, karena ada hari libur besoknya, dia
mau menginap di rumahku. Hatiku jadi gelisah, aku ingin melakukan
sesuatu. Tapi batin dan nuraniku melarangnya, tidak sepantasnya itu
terjadi padaku dan sepupuku.
“Kak, tolong aku dong!”tanyanya.
“Jika Kakak tak keberatan, Lilis minta diajarin naik motor bebek”, matanya mengerling ke arahku serasa terseyum manis.
Belum
pernah aku menerima tawaran seperti ini dari wanita. Aku mengangguk,
sayang untuk dilepaskan. Wajahnya lembut, tenang dan dewasa, kalau saja
tubuhnya setinggi minimal 175 cm, pastilah sudah menjadi bintang film
sejak lama. Rambutnya sebahu, kulitnya kuning langsat, Pokoknya mantap!
“Mengapa memilih Kakak? Mengapa tidak kepada pacarmu atau temanmu yang lain?” tanyaku.
“Saya telah memilih Kakak”, katanya manja. Aku mulai menggodanya..
“Memilih Kakak?” Dia mengangguk lugu, tetapi semakin mempesona.
“Kalau begitu, jangan protes apa-apa, kamu Kakak terima menjadi murid, sederhana bukan?” kataku.
“Kakak akan menyesal jika melewatkan kesempatan ini, sebab Kakak ingin
tercatat dalam hati sanubari Lilis yang paling dalam sebagai orang
paling berjasa menumbuhkan dan menyemaikan bakat naik motor kepada Lilis
gadis yang manis, kandidat peraih Putri Indonesia.” Tawanya meledak,
matanya menyepit, bibirnya memerah. Pipinya juga, duhh..!
“Kapan Kak belajarnya?” tanya dia.
“Sekarang”, jawabku.
Kemudian kami pamit kepada istriku, dan aku
mengeluarkan motor bebek, kuhidupkan mesinnya. Aku duduk di depan dan
dia di belakangku, aku mencari daerah yang sepi lalu lintasnya. Setelah
sampai di daerah yang lalu lintasnya kurasa sepi, aku menghentikan dan
turun dari motor. Kemudian aku memberikan beberapa petunjuk yang
diperlukan dan mempersilakan dia untuk duduk di depan dan aku di
belakangnya. Beberapa menit kemudian motor mulai jalan pelan dan
bergoyang-goyang hingga mau jatuh. Terpaksa aku membantu memegang stang
motor, aku tidak sempat memperhatikan lekuk tubuhnya. Badannya sangat
indah jauh lebih indah dari yang aku bayangkan. Lehernya yang putih,
pundaknya, buah dadanya.. Akh..!
Setelah aku membantu memegang
stang, motor dapat berjalan dengan stabil, aku mulai dapat membagi
konsentrasi. Aku merasakan kehangatan tangannya, telapak tanganku
menumpuk pada telapak tangannya. Kuusap tangannya, dia nggak bereaksi,
mungkin karena lagi konsentrasi dengan jalan. Kemudian aku merapatkan
dudukku ke depan sehingga kemaluanku merapat pada punggung bagian bawah.
Hidungku kudekatkan ke belakang telinganya, tercium bau wangi pada
rambutnya. Aku mulai terangsang, kemaluanku mulai tegak di balik celana
dalam yang kupakai.
Karena dia sudah mulai dapat menguasai motor,
sementara aku masih dapat mengontrol diriku dengan baik, kutawarkan
untuk latihan sendiri dan aku menunggu di warung saja. Tapi dia nggak
mau, dia ingin aku tetap duduk di belakangnya. Aku jadi khawatir
sendiri, kalau begini terus akan berbahaya, imanku kuat tapi barangku
nggak mau diajak kompromi.
Akhirnya timbul dalam pikiranku untuk
sekedar berbuat iseng saja. Kemudian aku pura-pura menjelaskan soal lalu
lintas, aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel di bawah
punggungnya. Lilis pasti juga dapat merasakan kemaluanku yang tegak.
Tapi dia cuma diam saja, kubisikan di telinganya..
“Lilis, kamu cantik sekali!” kataku dengan suara bergetar.
Tetapi
dia tetap tidak bereaksi, kemudian aku meletakkan kedua tanganku di
kedua pahanya. Rupanya dia tetap tidak bereaksi, aku jadi semakin berani
mengusap-usap pahanya yang terbuka, karena dia memakai celana pendek.
“Akh.. Kakak nakal! Entar dimarahi Kak Lina lho, kalau ketahuan!”, katanya manja.
“Kalau Lilis nggak cerita, ya.. Nggak ada yang tahu! Emang Lilis mau cerita sama Kak Lina?” tanyaku.
“Ya.. Nggak sih”, katanya.
“Kalau gitu kamu baik dech”, kataku.
Karena mendapat lampu hijau
aku semakin berani, kukatakan bahwa payudaranya sangat bagus bentuknya,
lebih bagus dari punya kakaknya, Lina. Dia tampak senang.
“Kakak ingin sekali menyentuhnya, boleh nggak?” kataku meluncur dengan begitu saja.
“Akh.. Kakak nakal”, katanya manja.
Aku semakin nekat saja, sebab
dari jawabannya aku yakin dia nggak keberatan. Kemudian tanganku
pelan-pelan mulai menyentuhnya dan kemudian memegang penuh dengan
telapak tanganku. Wah, rasanya keras sekali, kucoba meremasnya dan dia
sedikit terkejut. Aku tidak dapat memegang lama-lama sebab harus membagi
konsentrasi dengan jalan. Yang jelas kemaluanku semakin
berdenyut-denyut.
Aku tersentak waktu dia mengerem motor dengan
mendadak untuk menghindari lubang. Tubuhku menekan tubuhnya hingga
membuat kesadaranku pulih, akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya
pulang. Aku sempat melihat kekecewaan di matanya. Tapi mau bagaimana
lagi itu jalan terbaik, agar aku tidak sampai terjebak pada posisi yang
sulit nantinya.
Besok paginya, waktu aku mau berangkat bekerja,
istriku memintaku untuk mengantarkan Lilis dulu ke tempat kostnya. Tentu
saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Nggak lama
kemudian Lilis mendekati kami.
“Kak, antarin Lilis dulu dong? Lilis ada kuliah pagi nich! Teman Lilis nggak jadi menjemput”, katanya.
“Ayo!” ajakku sambil masuk ke dalam mobil.
“Lilis mau mandi dulu ya Kak!” katanya.
“Nggak usah, nanti keburu macet di jalan, mandinya nanti aja di kost.”, jawabku.
Di
dalam hatiku aku sudah berjanji bahwa aku harus dapat mengendalikan
diri. Sehingga selama dalam perjalanan aku banyak diam. Akhirnya dia
mulai membuka pembicaraan..
“Kak, kok diam aja sih? Marah ya? Anterin Lilis pulang!” kata Lilis.
“Kakak cuma lagi kurang enak badan saja”, jawabku sekenanya.
Setelah
sampai di depan rumah kostnya, dia minta aku untuk ikut masuk,
mengambil mainan yang telah dibelikannya untuk anakku. Mulanya aku
menolaknya, tapi karena dia mau buru-buru berangkat kuliah dan juga
belum mandi, sedangkan kamarnya di lantai 3. Aku jadi kasihan kalau dia
harus naik turun tangga hanya untuk mengambilkan mainan saja. Akhirnya
aku mengikutinya dari belakang, aku sempat heran dan tanya kepada dia..
“Kok sepi sekali?”
Ternyata
kata Lilis semua sudah pada berangkat kuliah. Kemudian aku disuruh
menunggu di kamarnya, sementara dia mandi. Setelah selesai mandi dia
masuk ke kamar, wajahnya kelihatan segar.
“Lho kok nggak ganti pakaian?” tanyaku.
“Iya, tadi temanku kasih tahu kalau dosennya nggak masuk, jadi Lilis
nggak perlu buru-buru lagi.” katanya. Sementara aku duduk di tempat
tidurnya, dia mengambilkan mainan yang akan diberikan pada anakku.
“Ini Kak”, katanya sambil duduk di sampingku.
“Wah bagus sekali. Terima kasih ya!” kataku.
Sewaktu aku mau
berpamitan keluar, pandangan mataku beradu dengannya, hati ini kembali
berdebar-debar, pandangan matanya benar-benar meluluh-lantakan hatiku
dan menghancurkan imanku. Aku tidak jadi berdiri, kupegang tangannya.
Kuusap dengan penuh perasaan, dia diam saja, kemudian kupegang
pundaknya, kubelai rambutnya..
“Lilis kamu cantik sekali”, kataku
dengan suara bergetar, tapi Lilis diam saja dengan muka semakin
menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia
diam saja, aku jadi semakin berani, kucium di bagian belakang telinganya
dengan lembut, rupanya dia mulai terangsang. Dengan pelan-pelan badan
Lilis aku bimbing, kuangkat agar berada dalam pangkuanku.
Sementara
kemaluanku semakin menegang, usapan tanganku semakin turun ke arah
payudaranya. Aku merasa nafas Lilis sudah memburu seperti nafasku juga.
Aku semakin nekat, tanganku kumasukan ke dalam kaosnya dari bawah.
Pelan-pelan merayap naik ke atas mendekati panyudaranya, dan ketika
tanganku sudah sampai ke pinggiran payudaranya yang masih tertutup
dengan BH-nya, kuusap bagian bawahnya dengan penuh perasaan, dia
menggelinjang dan menoleh ke arahku dengan mulut sedikit terbuka.
Aku
jadi tidak tahan lagi, kutundukan muka kemudian mendekatkan bibirku ke
bibirnya. Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan sangat hangat,
kenyal dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan perasaan sayang dan
Lilis membalas ciumanku, pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajahi
ke dalam mulutnya dan mengkait-kaitkan lidahnya, membuat nafas Lilis
semakin memburu.
Tanganku pun tidak tinggal diam, kusingkapkan
BH-nya ke atas, sehingga aku dapat dengan leluasa memegang payudaranya.
Aku belum melihat tapi aku sudah dapat membayangkan bentuknya, ukurannya
tidak terlalu besar dan terlalu kecil, sehingga kalau dipegang rasanya
pas dengan telapak tanganku. Payudaranya bulat dengan punting yang tegak
bergetar seperti menantangku. Kuusap dan kuremas, Lilis mulai merintih.
Kemudian
Lilis kurebahkan di kasur, kulepas kaosnya dan BH-nya sehingga tampak
pemandangan yang sangat menakjubkan. Dua buah gundukan yang berdiri
tegak menantang, kupandangi badannya yang setengah telanjang. Kemudian
mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya, dan ketika mulutku
menyentuh buah dadanya, Lilis merintih lebih keras. Nafsuku semakin
naik, kuciumi susunya dengan tidak sabar. Putingnya kukulum dengan
lidahku, kuputar-putar di sekitar putingnya dan susunya yang sebelah
kuremas dengan tanganku.
“Aduuhh.. Ahh.. Ah”, Lilis semakin mengerang-erang dan dengan gemas putingnya kugigit-gigit sedikit.
Badannya
menggelinjang membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya.
Sekarang tanganku mulai beroperasi di daerah bawah, kubuka celana
pendeknya hingga sekarang hanya mengenakan celana dalam saja, rupanya
celana dalamnya sudah basah. Akhirnya kulepas sekalian, sehingga tampak
vaginanya yang masih kencang dan ditumbuhi rambut yang tidak banyak,
membuat kemaluanku semakin tegang.
Kubersihkan vaginanya dengan
bekas celana dalamnya. Kemudian kupandangi dan kuusap-usap dengan penuh
perasaan, Lilis tampak sangat menikmati sekali, dan saat jariku
menyentuh klitorisnya, Lilis menggelinjang dengan keras. Sementara
klitorisnya masih kuusap-usap dengan jariku, Lilis semakin
menggeliat-liat. Pada saat itu aku ingin sekali mencium vaginanya,
karena sudah terangsang sekali. Saat aku mau menunduk untuk mencium,
kuangkat tanganku tapi pada saat itu dia langsung merapatkan kedua
pahanya dan badannya tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa
saat.
“Aahhkk.. Oohh.. Kak, aahh!”
Akhirnya Lilis diam
beberapa saat, kudiamkan saja, sebab dia baru saja merasakan orgasme.
Tubuhnya terkulai lemas, aku jadi kasihan sehingga senjataku juga
ikut-ikutan turun. Dengan penuh rasa kasih sayang aku menghampirinya,
duduk di pembaringan sejajar dengan buah dadanya dan menghadap ke arah
wajahnya. Tubuhnya kututupi dengan selimut. Kubelai rambutnya dan kucium
keningnya, rupanya dia terharu dengan perilakuku. Baru saja aku mau
berdiri, tanganku diraihnya, kemudian aku duduk lagi, tahu-tahu
tangannya sudah ada di atas pahaku.
“Kak, baru kali ini Lilis
merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya, sebab yang namanya
disentuh oleh laki-laki Lilis belum pernah, apalagi pacaran. Jadi Kakak
adalah orang yang pertama yang menyentuh Lilis, tapi Lilis senang kok
Kak. Tadi Lilis merasakan nikmatnya sampai tiga kali Kak, Lilis sangat
puas Kak!”
Dalam hatiku bertanya mengapa bisa sampai 3 kali,
padahal aku kira cuma sekali. Pantas dia langsung KO. Mungkin karena dia
tidak pernah dijamah laki-laki, jadi tubuhnya sangat sensitif sekali.
“Kok diam saja, Kak? Apa Kakak juga udah puas?” tanyanya.
“Lilis nggak usah pikirin Kakak, yang penting kamu sudah dapat merasakan
nikmatnya orang bercumbu yang seharusnya belum boleh kamu rasakan.
Sekarang Kakak mau berangkat bekerja dulu, oke!” kataku.
“Kak gimana caranya biar Kakak juga bisa merasakan nikmat”, katanya
dengan lugu. Tangannya yang masih ada di atas pahaku tahu-tahu sudah
melepas sabukku dan membuka celanaku.
“Biar Lilis juga mau pegang punya Kakak seperti tadi Kakak pegang punya
Lilis, tadi waktu Kakak pegang memek Lilis dan mengusap-usap, Lilis
mendapat kenikmatan luar biasa, berarti kalau punya Kakak Lilis pegang
dan diusap-usap pasti Kakak juga merasa nikmat”, katanya sok tahu.
Sekarang
celana dalamku sudah kelihatan dan Lilis mulai memegang dan meremasnya
dari luar. Kemaluanku jadi tegak dan menyembul keluar dari celana
dalamku. Dia terkejut dan takjub, “Wuah besar sekali.” Kalau sudah
begini aku jadi lupa lagi dengan diriku, aku menurunkan celana dalamku
agar dia dapat leluasa memainkannya. Kemaluanku yang sudah sangat tegak
digenggamnya dengan telapak tangannya dan diremasnya.
“Akh.. Lilis, enaakk”, dia tambah bersemangat. Jari-jarinya mengusap-usap kepala kemaluanku.
“Lilis, teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin
menjadi-jadi. Aku merasa kemaluanku sudah keras sekali. Lilis meremas
dan mengurut kemaluanku semakin cepat.
“Lilis!” seruku.
“Kakak akan terasa lebih nikmat kalau Lilis mau menciumnya!”
Kemudian
kupindahkan kepalanya di pahaku dan susunya menempel dipunggungku, aku
ajari dia, mulanya kusuruh cium batang kemaluanku kemudian kusuruh
jilati dengan lidahnya. Aku merasakan sesuatu yang lain yang tidak
kualami jika dengan istriku, mungkin karena Lilis masih gadis, lugu dan
tubuhnya belum pernah dijamah sedikitpun oleh laki-laki.
Rupanya
Lilis juga menikmati dan mulai terangsang. Karena posisi kami kurang
bebas, aku membimbing Lilis bangun dari pembaring dan duduk di lantai
sementara aku tetap duduk di pembaring, sehingga mukanya tepat di depan
selangkanganku. Kini dengan leluasa dia dapat melihat kemaluanku yang
semakin keras. Kemaluanku terus dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya
makin membuat nafsunya memuncak.
Mulutnya perlahan mulai
didekatkan ke arah kemaluanku dan bibirnya mengecup kepala kemaluanku,
tangannya memegang pangkal kemaluanku. Mulutnya mulai ditempelkan pada
kepala kemaluanku dan lidahnya kusuruh menjilati ujungnya. Dan aku mulai
menyuruhnya untuk dikulum di dalam mulutnya, mulutnya mulai dibuka agak
lebar dan kemaluanku bagian ujungnya mulai dikulum, aku semakin
keenakan.
“Lilis.. ennaak! Terus sayang, masukan terus lebih dalam lagi, nah.. Begitu sayang.”
Rambutnya
kuusap-usap dan kepalanya pelan-pelan kutarik kemudian kudorong lagi ke
arah kemaluanku. Rupanya dia tahu maksudku, kemudian dia maju mundurkan
kemaluanku di dalam mulutnya. Aku merasa sudah nggak tahan, apalagi
sewaktu Lilis melakukannya semakin cepat. Ketika aku merasa spermaku mau
keluar, pelan-pelan kutahan gerakan kepalanya, maksudku mau menarik
kemaluanku keluar dari mulutnya. Tetapi dia malah melawan gerakanku,
dengan memegang pangkal kemaluanku lebih kuat dan mempercepat
gerakannya. Akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama lagi..
“Aahh, aahh, aahh..!”
Spermaku
keluar di dalam mulutnya dengan rasa nikmat luar biasa dan badanku
sampai tersentak-sentak. Kemudian kemaluanku kutarik dari mulutnya. Aku
melihat di mulutnya belepotan dengan spermaku, kuangkat dia dan
kududukkan di pahaku, tanganku yang sebelah kiri menopang kepalanya,
sedangkan tanganku yang kanan membersihkan mulutnya.
“Kamu pintar sekali, Kakak mendapatkan kenikmatan yang luar biasa”, kataku berbisik.
“Lilis.. Juga Kak, sekarang Lilis merasakan tulang-tulang Lilis seperti
lepas!” Kemudian kuangkat tubuhnya yang masih telanjang, kurebahkan di
pembaringan. Aku sendiri merapikan pakaian dan langsung pamit pulang.
Setelah
kejadian tersebut aku sangat merasa menyesal, tapi lagi-lagi sudah
terlambat, tapi hatiku mengatakan tidak ada yang terlambat, lebih baik
terlambat dari pada tidak sama sekali. Aku kembali berjanji dalam hatiku
cukup sampai di sini. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233won.com
Comments
Post a Comment