Agen Bola Online - Cerita Seks Pemerkosaan Erika Anak Majikan
Agen Bola Online - Cerita Seks Pemerkosaan Erika Anak Majikan - Keesokan harinya, jam 7 pagi Hari itu Erika jadi pendiam, sementara ayah
dan ibunya sibuk mengobrol bisnis di meja makan tanpa memperhatikan
anak semata wayangnya. Erika menghela nafas panjang untuk meringankan
beban berat yang harus ditanggungnya akibat rasa nikmat sesaat.
Agen Bola Online - “Erika berangkat dulu ma.., pa..” Erika pamit kepada kedua orang tuanya.
“Ya…” Ayah Erika menjawab singkat.
“He-eh..” Ibu Erika menjawab tak kalah singkat.
Mereka kembali
sibuk dengan urusan masing – masing, kadang-kadang Erika merasa hidup
sendiri di rumah mewah yang semakin terasa sepi semenjak kematian Mbok
Ijah setahun yang lalu. Hari itu Erika tampak risih menatap mata Mang
Dodi yang mesum sumringah. Wajah Erika yang cantik merah padam mengingat
apa yang telah dilakukan oleh Mang Dodi, sopir kepercayaan-nya.
“Non kenapa koq diem aja sih?” Mang Dodi memecah keheningan.
“Emm .. ngak apa-apa mang…”
Wajah Erika merona saat mang Dodi
menyapa. Erika melihat ke jendela, sepertinya ini bukan jalan menuju
sekolah, entah kemana mang Dodi akan membawanya. Erika tidak peduli
karena sebenarnya Erika memang sedang tidak mood untuk masuk sekolah
hari ini. Hilangnya perawan membuat ia tersiksa dalam rasa gelisah yang
tak berkesudahan.
“Kemarin enak banget ya non…” Mang Dodi terkekeh mesum.
“Kita mau kemana mang ??” Erika berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
“Mang Dodi punya kejutan buat Non Erika” jawab Mang Dodi
“Kejutan?” Erika heran
“Iya Non suka ngentot kan? Kemaren Non menikmati kan?” tanya Mang Dodi tanpa malu-malu lagi.
“Eeemmm….jangan
nanya gitu ah Pak!” wajah Erika memerah dan tidak tahu harus menjawab
apa, memang tak bisa disangkal kalau dirinya menikmati persetubuhan itu.
“Hehehe…malu-malu
ah si Non, Mamang yakin Non Erika pasti suka kejutan ini….tubuh Non
bakal menggeliat, menggeliat dan terus menggeliat he he he”
Mang
Dodi senyum sambil menancap gas. Mobil melaju kencang menuju Gunung
Tangkuban Perahu. Hari Senin tidak terlalu banyak orang, hanya ada
beberapa mobil yang parkir dan dua buah bus pariwisata.
“Ayo non , udah sampe, yuk turun…ikutin mamang ya.. agak jauh supaya nggak pada curiga”
Mang
Dodi membukakan pintu seperti biasa. Dengan hati ragu Erika turun dari
dalam mobil. Entah mengapa ia menurut saja mengikuti mang Dodi yang
terus naik ke atas. Semakin ke atas semakin sepi, hanya satu atau dua
orang saja yang kadang berpapasan dengan Mang Dodi dan Erika. Menyusuri
jalan berbatu menuju sebuah gubuk yang tampak ramai dengan beberapa
laki-laki bertubuh kekar namun berpakaian kumal dan dekil.
“Mang Dodi?? Mereka siapa?”
Erika
bersembunyi di balik punggung sopirnya, sorot-sorot mata laki-laki
bertubuh kekar itu tampak ganas dan liar seperti hendak menelanjangi
tubuh Erika. Wajah-wajah sangar dan beringas tersenyum mesum pada Erika.
Semuanya berjumlah lima orang.
“Ini temen-temen Mamang Non, Non kan katanya pengen kejutan ya, makannya Mamang ajak ke sini” kata Mang Dodi enteng.
“Ahhhhhhhh…!! Tapi Mang…kok gini….aaahhh!!”
Tiba-tiba
seorang dari mereka yang bertubuh gempal menarik lengan Erika. Bibir Si
gempal yang tebal segera menyumpal bibir mungil Erika. Keahlian si
gempal dalam mencumbu membuat Erika merinding panas dingin dan
pemberontakannya mengendur. Keempat temannya tidak tinggal diam, mereka
mengerubuti Erika seperti semut mengerubuti sebongkah gula-gula. Mereka
mempreteli satu persatu pakaian seragam Erika, beberapa kancing
seragamnya putus karena agak kasar, sehingga dalam waktu singkat Erika
telah telanjang di pelukan si pria gempal diiringi decak kagum
orang-orang yang sama sekali tidak dikenal oleh gadis itu. Lima pasang
tangan kasar itu segera menjelajahi kehalusan dan kemulusan tubuh Erika.
Meremas buah pantat, mencolek belahan bibir vagina dan mengelusi
permukaan paha Erika yang halus. Mata Erika terbelak melihat
batang-batang besar berurat mengacung perkasa. Erika merasa panas oleh
gairah yang membakar darah mudanya.
“Auhhhh…..” Erika menjerit kecil
Si
gempal melemparkan tubuh Erika ke atas sebuah kain selimut belel yang
dibentangkan di depan sebuah rumah gubuk tua. Serempak lima orang
laki-laki berwajah beringas menerkam tubuh Erika yang terpekik. Tubuh
telanjang Erika terlentang pasrah, lima pasang tangan kembali menjelajah
menggerayangi sekujur tubuh Erika yang putih mulus. Kelima Orang
Laki-laki dengan wajah sangar terkekeh saat saling berbincang mesum.
Dari situ Erika mengetahui nama-nama mereka, yang bertubuh gempal
bernama Bang Somad, yang berkumis bernama Bang Malik, yang berwajah
codet bernama Bang Toto, yang brewokan bernama Kardi, yang bibirnya
paling tebal bernama Jarot. Kesemuanya adalah penduduk setempat, ada
yang menjadi penjaga keamanan, penjual mainan, dan petugas kebersihan.
“Minggir. Gua mau nyicip memeknya…” Bang Somad mengejar vagina Erika.
“Siap banggg. Tapi kalau abang udah selesai jangan lupa bagi-bagi ya”
sahut Bang Malik, ia dan kawan-kawannya mundur, memberi ruang bagi bang
Somad.
“Iya lah pasti…gua kasih kalau gua udah puas ngentot sama si amoy cantik ini”
Jawaban Bang Somad disambut senang oleh Malik dkk.
“Gila ini lobang, bagus amat ck ck ck seumur-umur baru kali ini gua ngeliat isi memek Cina…”
Mata
Somad melotot melihat isi vagina Erika yang berwarna merah muda,
aromanya yang harum karena terawat membuat nafas Somad memburu. Dengan
rakus mulut Somad melumat-lumat vagina Erika. Rintihan Erika membuatnya
semakin liar dan beringas menikmati vagina gadis itu. Lidah Somad
menusuk-nusuk dan mencokel – cokel daging mungil milik Erika.
“Hssshshhh.. Hssssshhhhh ahhh!!” Erika mendesis dan mendesah.
Permainan
Bang Somad membuatnya kewalahan, geli tapi nikmat, risih tapi ingin
lebih sementara keempat orang laki-laki berwajah beringas lainnya
beserta Mang Dodi menonton dengan penuh nafsu, selentingan-selentingan
nakal terdengar di antara mereka.
“Kasih bang !! kasih..!!” Jarot berteriak kemudian terkekeh.
“Hihhhhh…..”
Dengan sekali sentak, Bang Somad menusuk vagina Erika.
“Aduhhh…!!” Erika memekik keras, setengah penis terbenam dalam vaginanya.
“Ha ha ha ha ha…” Suara tawa menggelegar “ahh aaa aaaa ahhhhhhh…uuhhuyyy…amoy emang emoy!!”
Tubuh
Erika terguncang hebat. Mata sipitnya menatap mang Dodi yang asik
mengabadikan persetubuhan liar antara Erika dan Mang Somad dengan
menggunakan kamera saku. Erika mengerang menahan pompaan kasar dari Bang
Somad.
“unnhh hsssshhh ahhhhhhh…..” nafas Erika tertahan,
denyut-denyut nikmat membuatnya terkulai diiringi sorak sorai keempat
orang laki-laki beringas yang menyemangati Bang Somad yang menyerang
dengan lebih gencar.
Suara erang, rintih dan pekik Erika membuat
bang Somad bergairah luar biasa. Suara becek terdengar keras saat Bang
Somad memompakan batang penisnya ke dalam vagina Erika. Bosan dengan
posisi missionary dan kemenangan gemilang atas orgasme Erika, Bang Somad
menyuruh Erika untuk menungging.
“Wuihh !! Bulet padet !! Mantap ini!!” Bang Somad memuji sambil menampar buah pantat Erika.
Cairan
orgasme Erika meleleh pada paha bagian dalam, tangan Bang Somad
mengusap keringat di punggung Erika kemudian meremas-remas buah
pantatnya sebelum akhirnya ia menggesekkan ujung penis pada belahan
pantat Erika yang hangat.
“Akkkhhh !! Aduh-duh.. Awwwww.. sakit bang..” Erika mengaduh dan memekik kesakitan.
Anus
yang masih lecet karena kemarin diperawani sopirnya kembali dikuakkan
oleh sebatang penis yang lebih besar dari milik mang Dodi. Suara erang
Erika membuat jantung para lelaki di tempat itu berdegub dengan lebih
kencang. Mang Dodi menjepretkan kamera sakunya pada wajah Erika ,
mengabadikan ekspresi wajah cantik yang sedang kesakitan kemudian bak
fotografer mengambil pose Erika yang sedang menungging ditusuk oleh
penis Bang Somad.
“sebentar bang…, saya pindahin dulu handycam
nya..” Bang Dodi memindahkan handycam second yang dibeli dari sebuah
counter di pusat perbelanjaan elektronik terbesar di kota Bandung,
sebuah tripod menyangga handycam second yang masih berfungsi dengan
baik.
“Aduh , aduh .. ahh ahh akhh awwww…” Erika mengaduh dan
memekik kesakitan, tubuhnya tersungkur maju mundur mengikuti gerakan
batang penis Bang Somad yang bergerak kasar menyodomi anusnya.
Wajah
Erika dalam derita diabadikan dengan sejelas-jelasnya oleh sebuah
handycam dan jepretan – jepretan kamera saku di tangan mang Dodi.
“Aduh sakit-s-sakit , T-tolong mang Dod.. Tolong…” Erika memohon pertolongan mang Dodi yang terkekeh padanya.
“Aduhhh !! Ampun Bang ampunnnhh akhh arrrrrhhh…”
Kasar sekali Bang
Somad menumbukkan penisnya. Suara benturan buah pantat Erika dengan
bagian bawah perut Bang Somad terdengar keras seperti suara tamparan.
Jerit dan tangisan Erika terdengar di antara suara tumbukan-tumbukan
penis Bang Somad yang mencecar dengan gencar. Mata Erika yang sipit
terbeliak-beliak akibat rasa sakit yang tak tertahan. Suara merdu Erika
terdengar sedikit serak akibat terlalu sering dan terlalu keras
menjerit.
“UNGGHH !! Anjing !!” Bang Somad mengumpat, spermanya
muncrat dalam anus Erika, batang penisnya berkedut-kedut , layu dan
mengkerut, tubuhnya yang gempal ambruk menindih tubuh mungil Erika.
Erika
merintih kesakitan saat gigitan gemas Bang Somad menancap di bahunya
setelah itu barulah Bang Somad mengangkat tubuhnya dari tubuh Erika.
“Aduhhh..
jangannnn….” suara Erika kembali terdengar, empat orang laki-laki
dengan wajah beringas menyerbu menggeluti tubuh mulusnya yang berpeluh,
tidak ada seincipun tubuh Erika yang lolos dari gerayangan-gerayangan
tangan keempat lelaki itu yang menggerayang penuh nafsu binatang. Buah
dada Erika yang bulat padat menjadi sasaran empuk bagi mulut orang-orang
gunung yang begitu bernafsu padanya.
“Sudah bang , jangan.. nggak kuat…” Erika menolak saat dipaksa menaiki batang penis Bang Jarot.
“Tinggal naek !! Susah amat sih !!” Jarot yang terlentang membentak Erika.
“Ha ha ha ha” suara tawa menggelegar mendengar gerutuan Jarot.
Dibimbing
oleh tiga orang laki-laki Erika naik ke atas penis Jarot, tangan jarot
mengusap-ngusap paha, pinggul dan meremas-remas payudara Erika. Saat
merasa ujung penisnya mulai tenggelam dalam vagina, dengan gerakan
mendadak Jarot mengangkat penisnya ke atas, tanpa ampun penisnya melesat
menusuk vagina Erika.
“Aaaaaa.. ahhhhh….”
Tubuh mulus Erika pun menggelinjang dalam pelukan Jarot. Saat itu Malik yang tidak tahan mengarahkan penisnya ke pantat Erika
“Aduh..!!jangan bang..!! tolong jangannn…” Erika memohon saat Bang Malik mulai melakukan penetrasi ke duburnya
“AWWWWWWWW….” jerit Erika terdengar keras saat anusnya ditembus penis.
Baru
untuk yang pertama kali Erika merasakan dua batang penis menusuk anus
dan vaginanya sekaligus. Sekujur tubuhnya gemetar hebat, harga dirinya
direndahkan serendah-rendahnya di hadapan para laki-laki di tempat itu.
Mang Dodi melotot dengan wajah mesum ia kembali sibuk menjepretkan
kamera di tangannya untuk mengabadikan obsesi dari angannya yang
terliar, Erika yang cantik mengerang disandwich oleh dua orang laki-laki
berwajah beringas.
“Aduhh !! AOWWWW…!!” Erika menjerit dan
memekik keras saat dua batang penis bergerak seolah sedang saling
berlomba mencari kenikmatan dalam anus dan vaginanya.
Erika
melenguh keras dalam rasa malu, ia dipermalukan semalu-malunya oleh
Malik dan Jarot yang kasar dan beringas menghujamkan batang mereka ke
dalam kedua lubangnya. Jerit dan pekik dalam rasa malu dan rasa
direndahkan akhirnya berakhir dengan kepasrahan saat Erika merasa
kedutan-kedutan nikmat yang menyebar ke seluruh tubuh. Dalam kepasrahan
Erika merengek.
“He he he… nih susu buat yang mau…”
Malik
menarik bahu Erika agar posisinya duduk menjengking ke belakang,
otomatis buah dadanya membusung menggairahkan. Dua mulut mengejar
mengecupi buntalan buah dada kemudian menghisap kuat puncak payudaranya.
Bergantian Toto dan Kardi melumat dan mengulum bibir Erika, tangan
mereka tak henti meremas buah dada yang membusung itu. Erang dan
ringisan menabur sensualitas di wajah cantik Erika yang sedang dikeroyok
oleh empat orang laki-laki berwajah buruk yang menuai kemenangan
gemilang atas orgasme yang dialami Erika hingga penis Malik dan Jarot
memuntahkan sperma panas dalam anus dan vaginanya.
“Sini cantik biar abang gendong…” Toto dan Kardi terkekeh menggoda Erika.
Penis
kardi mengait vagina Erika dalam posisi menggendong berdiri berhadapan,
reflek kaki Erika mengapit pinggang Kardi. Tidak berapa lama penis Bang
Toto menusuk anusnya. Anus dan vagina Erika kembali menjadi
bulan-bulanan dua batang penis yang bergerak dengan teratur menusuki
liang vagina dan anusnya. Erika mengalungkan kedua tangannya pada leher
Kardi, ia menyambut lumatan bibir laki-laki itu sesekali Erika menoleh
ke belakang untuk berciuman dengan Bang Toto. Entah sudah berapa kali
vaginanya berkedut dalam nikmat orgasme sebelum akhirnya diiringi suara
lenguhan panjang wajah cantik Erika menengadah ke atas langit saat ia
tersiksa dalam buaian puncak klimaks bersamaan dengan semburan sperma
panas Bang Toto dan Kardi. Mang Dodi tersenyum lebar menyaksikan tubuh
Erika yang putih mulus merosot turun. Erika kecil yang kini tumbuh
menjadi seorang remaja cantik terkulai dengan tubuh basah berpeluh
dibawah kaki lima orang laki-laki berwajah sangar yang terkekeh puas
menikmati kemudaan dan kemulusan tubuh moleknya. Tiga batang penis yang
masih berdiri perlahan turun. Bang Somad , Bang Jarot, dan Bang Malik
menembakkan spermanya pada wajah, payudara dan perut Erika. Sebentar
saja Erika sudah belepotan cairan putih susu berbau menusuk itu. Mang
Dodi mendekatkan kameranya ke wajah Erika.
“Gimana Non? Enak ga?” tanya Mang Dodi
Erika
hanya mengangguk dengan senyum lemas. Ia menelan sperma dalam mulutnya
agar tidak terlalu tersiksa dengan aromanya yang tajam. Terus terang,
walaupun merasa dipermalukan namun dalam hati kecilnya ia mulai menyukai
dan sangat menikmati suasana tadi.
“Lain kali mamang ajak entotan lagi Non mau kan?” tanya sopir itu lagi
“Mau…mau Mang” jawabnya
Begitulah awal dari kehidupan baru Erika
sebagai budak seks sopirnya sendiri. Hari demi hari selalu ada saja
pengalaman baru bersama Mang Dodi. Kesepian dan kurangnya perhatian
orang tua membuatnya berpaling pada kesenangan terlarang. END
Comments
Post a Comment