Agen Togel Online - Cerita Hot Tante Girang Doyan Nyepong
Agen Togel Online - Cerita Hot Tante Girang Doyan Nyepong - Aku Dan Tanteku, Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur
tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29
tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku,
secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat
kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa
berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan
handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.
Agen Togel Online - Tidak
sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang
model terusan tipis tanpa memakai bra dan itu sering sekali kulihat
ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah
dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika
dia menunduk menampakkan gunung kembarnya yang agak besar dan montok.
Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya,
kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar
kota selama 4 hari.
Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika
aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya
paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya
anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di
rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan
om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.
Kejadian itu
terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan
warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung
menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin
menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.
“Tante, Dodi mau ambil rokok, nanti Dodi bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.
“Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di
belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.
Karena
toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa
sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.
“Aduh!
hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan
jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang
sebelah samping kirinya.
Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu.
“Maaf
Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Dodi ambilin minyak supaya
dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku.
“Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.
Dengan
segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk
kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang
mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya
saja.
“Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.
Mendengar
suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya
yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku
menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa
membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut
dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit
memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk
mengurut namun dilakukan dari belakang.
Sedikit demi sedikit
kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara
perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat
kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.
“Dodi! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju.
Mendapati
kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai
menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua
bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.
“Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.
“Jangan… Dodi… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah
dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan
diriku.
Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di
sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku
mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku
mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.
Tidak sampai di
situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku
berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang.
Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang
kemaluanku secara perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok
namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui,
batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.
Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi
sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum
kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat tante girang
ini nyepong kontolku yang gede.
“Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku.
Kemudian
karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di
pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha
tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan
dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan
kemaluannya yang sudah basah.
Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.
“Ah…
ahhh.. Dodi, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya
tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar
tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya
di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan
surga tanteku.
Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati
kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.
Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku
dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar
kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang
kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang
berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya.
Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang
kemaluannya.
“Pelan-pelan ya, Dodi!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.
Ketika
baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku
sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku
dapat masuk seluruhnya.
“Dodi… akh…” jerit kecil tanteku ketika
kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang
lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke
pinggangku.
Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil
meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku
makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku…
aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku.
“Dikeluarkan
di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil
kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan.
“Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.
Rupanya
tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya
agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya
untuk ketiga kalinya.
“Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku
memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di
campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar
bersamaku.
“Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.
Akhirnya
kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk
berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air
surga.
“Dodi! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini
kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,”
bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan
kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku.
Tanteku
akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan
dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.
Inilah
pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk
mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba
posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat
sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku
sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah. END
Posted By : 233won.com
Comments
Post a Comment