Agen Casino 338A - Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua
Agen Casino 338A - Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua - Kumpulan cerita sex dewasa nikmatnya memek ibu mertua yang serasa
ngentot memeknya abg. Cerita dewasa kisah nyata perselingkuhan antara
menantu dengan ibu mertua yang berujung sama-sama suka dan saling
ngentot tiap malam.
Agen Casino 338A - Bagaimanakah keseruan kisah mertua yang di entot sama menantunya sendiri
ini? simak saja kisah nyatanya di bawah ini yang dirangkum dan di ambil
dari beberapa situs dewasa.
Kisah ini bermula ketika umurku
sekarang ini 26 tahun. Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata
dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th.
Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk
tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset
seperti perawan. Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu
untuk supaya selalu awet muda dan langsing.
Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua – Singkat
cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa
selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku.
Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu
pertamanya itu. Aku biasa mengantarnya dengan motorku. Namun kali itu
turun hujan ditengah perjalanan. Karena sudah basah kuyup dan hari sudah
menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras
itu.
Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu
menghangatkan badan. Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena
kakak iparku tinggal ditempat lain. Sedangkan adik iparku yang biasa
menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku
untuk menjaga istriku.
“Kamu mandi aja deh sana, Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi
“Ah.. nggak usah.. Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu
“Udah.. Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju
dan cuci piring diluar kamar mandi. Karena disitu juga ada air keran.
“Yah.. udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.
Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya
lampu bohlam 5 watt. Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang
sebenarnya ketika ia telanjang bulat. Maka aku singkapkan sedikit pintu
kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah
basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia
membelakangiku.
Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas
melewati bahu dan lehernya. Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit
pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas. Adegan
yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya. Sret..
celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan CD-nya.
Jreng..! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu
menantangku.
Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan
lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu. Aku nekat
untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.
“Eh.. Her.. ini apa-apaan.. Her” hardik Ibu mertuaku.
“Bu.. tolongin saya dong, Bu” rayuku
“Ih.. apaan sih..?!” Katanya lagi
“Bu, udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi.. tolong dong, Bu” bujukku lagi
“Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku
“Bu.. tolong, Bu.. please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi.
Tanganku
meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku
memelintir putting susunya. bibir dan lidahku menjilati tengkuk
lehernya. Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan
memelintir daging kecil itu dengan jariku. Batang penisku aku tekan
dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan. Ibu mertuaku mulai bereaksi.
Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah
mengendor. Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua. Nafasnya
memburu dan mulai mendesah-desah.
“Dikamar aja yuk, Bu” bisikku
Aku papah Ibu mertuaku menuju
kamarnya. Aku baringkan dia tempat tidur. Aku buka kedua kakinya
lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang
penisku. Tapi aku belum mau memulai semua itu.
“Tenang aja dulu, Bu. Rileks aja, Ok?” Kataku.
Aku mengarahkan mukaku ke liang vaginanya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.
“Ough.. sshhtt.. ough.. hmpf.. hh.. ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku.
Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia
merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu
ini.
“Enak kan, Bu..?” Kataku
“Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. koq.. gak jijik.. sih, Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.
“Enggak, Bu.. enak koq.. gimana enak gak?”
“Hmh.. iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Her.. sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah.
“Itu baru awalnya, Bu” Kataku.
Kali ini aku kulum-kulum klentitnya
dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku. Aku lihat
sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang. Ia lebih
mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya. Tak
sampai disitu aku terobos liang vaginanya dengan ujung lidahku dan aku
masukkan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya itu lalu aku mainkan
liukkan lidahku didalam liang vaginanya. Seiring dengan liukanku pinggul
Ibu mertuaku ikut juga bergoyang.
Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua 1
“Ough..
sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. hmh.. ough.. shhtt.. ough.. hmh..
oufghh.. sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku
menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.
Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang
vaginanya. Baru aku arahkan batang penisku ke liang vaginanya tiba-tiba
tangan halus Ibu mertuaku memegang batang penisku dan meremas-remasnya.
“Auw.. diapain, Bu..?” Tanyaku
“Enggak.. ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang penisku.
Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit. Sepertinya hanya
diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut
urat-urat yang ada dibatang penis untuk memperlancar aliran darah
sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama.
“Guedhe.. juga.. punya kamu, Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang penisku.
“Iya dong, Bu” Kataku.
Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang penisku.
Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi
seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan
telunjuknya. Tak lama kemudian..
“Egh.. yah.sudah.. pelan-pelan.. yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil
menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak
terlalu terburu-buru menerobos liang vaginanya.
Aku angkat kedua
kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba
menerobos liang vaginanya dengan batang penisku yang sedari tadi sudah
keras dan kencang.
“Ouh.. hgh.. ogh.. pelan-pelan, Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya.
“Iya, Bu.. sayang.. egh.. aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong penisku masuk ke liang vaginanya.
“Ih.. punya kamu guedhe banget, sayang.. ini sih.. gak normal”Katanya
“Kan tadi udah diurut, Bu” Kataku.
Aku teruskan aksiku penetrasiku
menerobos liang vaginanya yang kering. Aku tidak merasa istimewa dengan
batang penisku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm.
Dengan sedikit usaha.. tiba-tiba.. SLEB-SLEB-BLESSS! Batang penisku
sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang vagina Ibu mertuaku.
“Ough.. egh.. iya.. sshh.. pelan-pelan aja yah, sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.
Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut.
“Ough.. gilaa, Bu.. asyik.. banget..!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang penisku diputar oleh pinggulnya.
“Ough.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt..
oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya
terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual.
Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin
berganti posisi. Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional. Aku
mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku..
“Eh.. Ibu yang di atas deh” Kataku.
“Kenapa, sayang.. kamu capek.. yah..?” Tanyanya.
“Gak” jawabku singkat.
“Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..?” Godanya sambil mencubit pantatku.
“Gak.. ih.. aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar.
“Awas.. yah.. kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku.
“Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya
“Auw.. hi.. hi.. hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny.
Dengan
berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku.
Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku. Aku
bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping. Tak ada
seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih
kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku. Aku juga
duduk dan meraih putting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum. Ibu
mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini
cukup ia yang pegan kendali. Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan
pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.
“Egh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. ough.. egh.. hmf” desah Ibu mertuaku.
“Gila, Bu.. enak banget..!”
“Ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih
sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang penisku yang
berada didalam liang vaginanya.
Tanganku meremas buah dadanya yang
tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya
lagi meremas buah pantatnya. Batang penisku yang kencang dan keras
terasa lebih keras dan kencang lagi. Ini berkat pijatan dari Ibu
mertuaku tadi itu. Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme
dari tadi.
“Ough.. sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough..
iyaahh.. eeghh.. enak.. ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya
teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.
“Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku.
“Bu.. aku juga pengen, Bu.. egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.
“Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough”
Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme.
Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang penisku untuk keluar juga.
“Hmfh.. terusshh.. iyah.. ough.. oughh.. AAAUGHH.. OUGH.. OUGH.. OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya.
Pada
batang penisku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras
membasahi batang penisku. Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan
menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal. Ibu mertuaku telah
berhenti melakukan liukan pinggulnya. Hanya denyutan-denyutan kencang
didalam liang vaginanya. Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti
menyedot-nyedot batang penisku Dan.. CROT.. CROTT.. CROTTT..! muncrat
semua air maniku diliang vagina Ibu mertuaku.
“Bu, kerasa nggak air mani saya muncratnya..?” Tanyaku
“Eh.. iya, Heri sayang.. Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku
“Iya.. sekarang kqn udah, Bu” Kataku sambil mengecup keningnya
“Oh.. kamu.. hebat banget deh, Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku.
“Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya
“Ih.. bisa aja.. kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku.
Ibu
mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari
istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku.
Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan.
Setelah itu kami
melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga
menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur. Entah sudah berapa
kali kami bersenggama dalam berbagai posisi. Pagi harinya kami masih
melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku
sarapan dan pulang. END
Comments
Post a Comment