Agen Joker123 Online - Tidur Sekamar Malah Diajak Ngentot Sama Tante
Agen Joker123 Online - Tidur Sekamar Malah Diajak Ngentot Sama Tante - Namaku William usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi
akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ngentot
ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.
Agen Joker123 Online - Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki
kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan
yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan
diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.
Cerita
perselingkuhan ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang
dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam
dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan. Rumah nenekku
tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14
orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang
sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena
suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia
usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk
namun padat terawat maklum orang kaya.
Karena dirumah udah penuh,
maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku
mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full
AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi
mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari
tidurnya.
“Masuk William..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur…
kayaknya losmen ini serem deh William, jadi tante agak takut jadinya..”,
dia bercerita
“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama William ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku.
Tante Lia masuk kekamar mandi sedangkan
aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya. Suara air
mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika
kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju
kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi
menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus
dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi,
mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan
ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku
mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa
sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi
sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“William… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
Malam
harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi,
dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur
sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku
mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante
Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.
Tante
lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari
omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan
losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin
pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan
malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku
tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar
mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena
penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang
vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak
jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang
mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak
setegak-tegaknya.
Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia
saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku
otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang
dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas
karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang
tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang
lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan…
umpatku dalam hati.
Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
“Will… William.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“Williamo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Tolong William tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang
aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja William disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduaan biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti
kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante,
maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar
nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku
menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada
desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja
menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali
menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan
kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku
menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat
jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak,
dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu
dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan
kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang
lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
Perlahan
aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku
merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante
Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun
aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam
penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk
menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam
tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur,
dengan senyum penuh kepuasan.
“William…bangun udah jam 8 pagi”,
sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan
melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang
dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk
disebelahku:
“William tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi
pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata
tante Lia.
“Maaf tante… William ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nah lihat tu… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah perutku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dulu William…! William kan sudah dewasa sekarang…
namun William belum diketahui William itu sempurna apa tidak…”, kata
tante Lia.
“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk
yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang
impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu
William sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah
tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku
yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia
berkata “William diam aja ya nanti, William pejamkan mata aja kalau
takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.”
Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik
keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan
penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa
sedikit geli dan terkejut .
“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa William…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan
penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku
merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya
tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante
Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit
bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin
sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju
mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“William… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… William siap”.
Aku merasakan jari tante Lia memegang
penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku
menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku
merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur
semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya
seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih
lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku
kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya
kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak
sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Tante Lia menghentikan gerakannya .
“Gimana William… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas
perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya
sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh
benda didalam vagina tante lia.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya
tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali
merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar
dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4
kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… William, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya
sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante
lia berjalan ke kamar mandi.
Aku melihat kearah penisku, disana
ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada
yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku
berpikir dalam hati. Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin
aku tidak adak menolaknya. END
Comments
Post a Comment